MEDAN, Suaraperjuangan.co.id - Tak menyangka Hasan Basri Sagala memenuhi janji hadir dalam Pagelaran Pemilu Damai yang diinisiasi Art Community Collaboration (ACC) di halaman depan gedung PRSU Jl. Gatot Subroto, Minggu (22/9). Belasan penari Anggok Damar Sasongko langsung menyambut dengan tarian khas Anggok dari Kulonprogo.
Kesenian angguk pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai bentuk tari komunal yang dimainkan oleh penari dalam jumlah yang relatif banyak dengan iringan musik berupa rebana, jidor, kecer, dan iringan vokal. Kesenian ini dinamakan angguk karena setiap mengawali dan mengakhiri tarian selalu melakukan gerakan penghormatan dengan cara menganggukkan kepala. Dalam penyajiannya, tarian angguk disertai dengan pantun-pantun yang berisi nasehat-nasehat, budi pekerti, etika pergaulan dalam masyarakat, dan unsur-unsur pendidikan. Tarian angguk juga difungsikan sebagai syi’ar agama Islam sehingga bukan sekedar pantun yang dilantunkan, tetapi shalawatan yang berisikan syair puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
"Saya kaget, terharu, bahagia bisa merasakan kebersamaan dengan komunitas seniman yang justru lebih populer di kampung-kampung. Ini mengharukan, tak bisa saya ungkap dengan kata-kata," Kata Hasan Basri Sagala.
Melihat sosok calon Wakil Gubernur itu datang, para seniman yang mengenalinya langsung menyambut dengan tari-tarian. Hasan datang dengan suasana hangat dan langsung duduk bersama para seniman menonton atraksi seni yang diantaranya baru kali ini dilihat. Kagumnya makin bertambah saat mengetahui seniman dari beragam komunitas ini bahkan menyelenggarakan Pagelaran Seni Pemilu Damai secara swadana swakelola.
Bahkan saat diminta untuk memberikan nasihat di atas panggung, belasan penari Anggok Damar Sasongko langsung mendampinginya ke atas pentas.
"Seni adalah suatu produk keindahan, suatu usaha manusia untuk menciptakan yang indah-indah yang dapat mendatangkan kebahagiaan. Tak peduli karena itu harus habiskan uang, yang penting bisa menyampaikan pesan dengan cara paling manusiawi dan indah, yakni dengan seni. Saya hormat setinggi-tingginya,”tambah Hasan.
Dirinya juga menyampaikan, pasangan Edy-Hasan memiliki komitmen terhadap perkembangan seni dan budaya lokal Sumut, termasuk para pegiatnya.
"Komitmen kita, akan kita kembangkan dan sebarluaskan. Kita mesti cinta terhadap seni dan budaya lokal Sumatera Utara. Kita punya banyak seni dan budaya yang bisa dibanggakan," kata Hasan.
Hasan mengisahkan, penyebarluasan dan pemajuan seni budaya di Sumut masih belum maksimal. Hal itu ia ketahui kala mendengarkan curahan hati pegiat seni beberapa waktu lalu. Katanya, baik pihak pemerintah maupun swasta sebenarnya memiliki anggaran pembinaan kemajuan pembangunan sumber daya manusia daerah lewat sektor seni dan budaya.
Hasan menambahkan, para Seniman dan Pemusik yang berkarya secara independen saja bisa maju, apa lagi jika mendapatkan pembinaan dari berbagai pihak. Tentu hal itu yang berdampak baik bagi perkembangan budaya lokal.
Ketua Art Community Collaboration (ACC), Anton Rusly mengaku tak menyangka Cawagubsu Hasan Basri Sagala memperhatikan undangan sederhana mereka.
“Jujur, kami simpati pada sikap kharismatik beliau. Mau mendengar keluhan kami, menghargai usaha kami dan hadir di acara ini. Kami berharap, saat memimpin nantinya, bang Hasan tetap low profile seperti ini dan dalam kebijakan memikirkan nasib seniman dan karya seni di Sumatera Utara,”jawabnya.
Hadir dan aktif dalam pagelaran ini sejumlah Komunitas Seni, Sanggar Budaya SPMI, PSB, FPSS, SEMUT, SEGAN INDONESIA, SEM, PERSATUAN DANGDUT bahkan Komunitas Bersama Keluarga Down Syndrome ( Kombur.DS )
Seperti tatanan di tengah masyarakat, tidak sedikit penggiat seni yang terpinggirkan atau bertahan dengan cara tetap berada di pinggiran. (REL)
إرسال تعليق